Jakarta, Kompas - Setelah sempat anjlok di tahun 2012,
harga karet tahun ini diproyeksikan naik cukup signifikan. Harga karet
yang semula di level 2,5 dollar AS per kilogram (kg), kemungkinan tembus
di level 3,5 dollar AS per kg atau sekitar Rp 35.000. Kenaikan tersebut
tidak terlepas dari kesepakatan Indonesia, Malaysia, dan Thailand,
untuk mengatur pasokan karet.
Penasihat Gabungan Pengusaha Karet
Indonesia, Asril Sutan Amir, di Jakarta, Senin (21/1), mengatakan, saat
ini harga karet sudah menyentuh 3,2 dollar AS. ”Sebentar lagi bakal
tembus level 3,5 dollar AS. Kemajuan sangat cepat. Tahun lalu harganya
menyentuh level terendah yakni 2 dollar AS,” katanya.
Asril
menjelaskan, kecenderungan kenaikan harga tersebut tidak lepas dari
kesepakatan tiga negara yang tergabung dalam ITRC (International
Tripartite Rubber Council). Indonesia, Malaysia, dan Thailand, sepakat
menerapkan skema pengurangan volume ekspor sebesar 300.000 ton yang
diberlakukan sejak Oktober 2012 sampai Maret 2013.
Menurut Asril,
kesepakatan tersebut seharusnya diperluas ke Vietnam. Alasannya karena
produksi karet di Vietnam sudah menembus level 1 juta ton. ”Perdagangan
karet di perbatasan Vietnam dan China juga tergolong tinggi. Perdagangan
perbatasan itu untuk menghindari bea masuk ke China. Ini harus
dipertimbangkan. Dengan merangkul Vietnam, maka peningkatan harga karet
bisa optimal. Agar efektif, lanjutnya, lobi ke Vietnam seharusnya
dilakukan oleh Menteri Perdagangan atau level kepala negara,” katanya.
Asril
menambahkan, kenaikan harga karet akan mendongkrak nilai ekspor
Indonesia. Tahun ini ekspor karet diproyeksikan 2,2 juta ton. ”Dengan
kenaikan harga sekitar 1 dollar AS per kg, maka ada kenaikan nilai
ekspor sebesar 2,2 miliar dollar AS,” ujarnya.
Menurut Menteri
Perdagangan Gita Wirjawan, Indonesia mendukung langkah ITRC memperbaiki
harga karet alam. Laporan dari Monitoring and Surveillance Committee
(MSC), yang melakukan verifikasi lapangan pada November dan Desember
2012, menyimpulkan penurunan volume ekspor ketiga negara anggota ITRC
telah sesuai dengan kesepakatan AETS. ”Dengan demikian diharapkan
terjadi dampak langsung yang positif bagi tingkat pendapatan jutaan
petani di Indonesia, Thailand, dan Malaysia,” katanya.
Dari data
ITRC, total produksi karet tiga negara ini mencakup 67 persen dari total
produksi dunia. Ekspornya 86 persen dari total ekspor dunia. (ENY)
Home » Sosial » Prediksi Harga Karet 2013
09/02/13
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)